Kamis, 12 Desember 2013

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Pemahaman  yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal penting agar dapat dicapai hasil yang akurat  sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan. Pendekatan yang mana sebaiknya digunakan apakah pendekatan kualitatif atau kuantitatif? Pembahasan berikut memberikan ulasan singkat mengenai perbedaan kedua pendekatan tersebut sebagai kesimpulan uraian yang dikemukakan sebelumnya.
Pertama: pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan  kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses dibandingkan hasil. Oleh karena itu urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung  kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya seperti teknik analisa dan teknik statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik.
Kedua:  jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan dengan cara mencari makna dari gejala yang sedang diteliti. Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur.
Ketiga:  tujuan utama penelitian kualitatif  adalah  mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”.  Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan hubunganantar variabel, memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan  hasilnya.
Keempat: melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah/berkembang sesuai dengan situasi lapangan. Desain hanya digunakan sebagai asumsi dalam melakukan penelitan. Oleh karena itu, desain harus fleksibel dan terbuka.  Lain halnya dengan desain penelitian kuantitatif.  Desainnya terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin. Desain  penelitian kuantitatif  bersifat spesifik dan detil karena merupakan suatu rancangan yang akan dilaksanakan sebenarnya.  Jika desainnya salah, hasilnya menyesatkan.
Kelima:  pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan saat penelitian dilakukan.  Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif/angka-angka.
Keenam: sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan penelitian  kualitatif. Sampel dipandang sebagai sampel teoretis dan tidak representatif. Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin besar sampel akan merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar maka stratafikasi sampel sangat diperlukan.
Ketujuh: Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan menggunakan teknik observasi terlibat langsung, seperti dilakukan oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti terlibat langsung dengan yang diteliti. Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka teknik yang digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Dalam melakukan interview biasanya diberlakukan interview terstruktur untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.  Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
Kedelapan: dalam kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun antara peneliti dengan sumber data didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sampelnya  itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan  tersebut  seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat obyektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya  berjangka waktu pendek.
Kesembilan: Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep  untuk membangunan teori baru.  Analisa  data  penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris  terhadap  teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik.
Berdasarkan uraian di atas, kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi  oleh subyektifitas peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel yang berpengaruh terhadap proses penelitian baik langsung ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi diperlukan kecermatan dalam proses penentuan sampel, pengambilan data dan juga penentuan alat analisisnya.
Sumber: http://resum.wordpress.com/2011/01/09/perbedaan-dan-persamaan-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


Dalam upaya membangun pondasi bagi akuntansi dan pelaporan keuangan, profesi akuntansi telah mengidentifikasi sekelompok tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis. Pelaporan keungan harus menyediakan informasi yang:
1.       Berguna bagi investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. Informasi yang disajikan harus komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan bisnis serta ingin mempelajari informasi tersebut secara seksama.
2.      Membantu investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari deviden atau bunga dan hasil dari penjualan, penebusan, atau jatuh tempo dari sekuritas atau pinjaman. Karena arus kas investor dan kreditor berhubungan dengan arus kas perusahaan, maka pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang dapat membantu investor, kreditor, serta pemakai lainnya menilai jumlah, ketepatan waktu, dan ketidakpastian arus kas masuk bersih prospektif pada perusahaan terkait.
3.      Dengan jelas menggambarkan sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke entitas lainnya dan ekuitas pemilik), dan pengaruh dari transaksi, kejadian, serta situasi yang mengubah sumber daya perusahaan dan klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut.
Singkatnya tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan (1) informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, (2) informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan (3) informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya terebut, dan perubahannya.
Penekanan pada “penilaian arus kas masa depan” mungkin akan membuat anda mengira bahwa dasar kas lebih diinginkan daripada dasar akrual. Ini tidak benar. Informasi yang didasarkan atas akuntansi akrual umumnya menyediakan indikasi yang lebih baik tentang kemampuan saat ini dan masa depan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan disbanding informasi yang semata-mata didasarkan atas pengaruh keuangan dari penerimaan dan pengeluaran kas.
Ingat kembali pelajaran pengantar akuntansi anda bahwa tujuan dari akuntansi dasar akrual adalah untuk mejamin agar perusahaan mencatat kejadian-kejadian yang mengubah laporan keuangan sebuah entitas pada periode terjadinya, bukan pada periode ketika entitas mengeluarkan atau menerima kas. Penggunaan dasar akrual untuk menentukan laba bersih berarti mengakui pendapatan ketika dihasilkan, bukan ketuka kas diterima, serta mengakui beban pada saat terjadi, bukan pada saat kas dibayarkan. Menurut akuntansi akrual, sebagian besar pendapatan diakui pada saat penjualan, sehingga bias dihubungkan dengan lingkungan ekonomi dari periode ketika penjualan terjadi.
Sumber: Buku Akuntansi Intermediate jilid 1 edisi 12 (Donald E. Kieso)
























HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG


Masalah Nilai Kurs Mata Uang
Nilai Kurs (Rate of Exchange) menyatakan hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan mata uang dalam negeri. Jenis kurs yang dikenal di dalam dunia perdagangan :
1.        Nilai kurs yang didasarkan langsung atas nilai relatif emas murni yang terdapat di dalam satu kesatuan mata uang tertentu.
2.        Nilai kurs yang didasarkan atas hukum permintaan dan penawaran yang berlaku
3.        Nilai kurs yang ditetapkan oleh pemerintah
Nilai kurs yang menyatakan nilai tukar mata uang asing dan dalam negeri dapat dinyatakan secara langsung atau tidak langsung. Nilai tukar langsung menyatakan nilai satu unit mata uang dalam persamaannya dengan nilai mata uang dalam negeri. Nilai tukar tidak langsung menyatakan nilai kesatuan mata uang dalam negeri dalam persamaannya dengan mata uang asing.
Jual beli dengan pihak luar negeri
Adanya fluktuasi (naik turunnya) nilai tukar dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya, dapat menyebabkan salah satu pihak yang mengadakan transaksi akan menderita rugi atau memperoleh laba dari perubahan kurs. Laba atau rugi tersebut adalah perbedaan yang terjadi antara kurs tanggal terjadinya atau dimulai berlakunya transaksi dengan kurs pada tanggal diselesaikannya transaksi atau dilakukannya realisasi pembayaran.
Contoh :
Seorang eksportir Indonesia mengirimkan barang-barang yang dijualnya kepada seorang pedagang di India,dengan harga factor Rp 5.500.000 kurs Rupee (RP) pada saat itu Rp 55,00 jadi pedagang India yang membeli barang dari esportir Indonesia akan mencatat transaksi itu sebagai pembelian barang seharga RP 100.000 (100.000 Rupee).Tetapi pada saat pmbayaran akan dilakukan oleh pedagangan india ternyata kurs rupiah turun menjadi 1 Rupee =RP 57,00. Dalam keadaan semacam ini pedagang India akan membayar dalam jumlah Rupee lebih rendah dari 100.000 Rupee untuk mendapatkan uang rupiah sebesar Rp 5.500.000 guna menyelesaikan kewajibanya.
Adapun pencatatan yg dilakukan eksportir Indonesia thdp transaksi itu adl sbb:
-          Pada waktu pengiriman brg (kurs 1RP=Rp55,00), jurnalnya
Piutang dagang –valuta asing                  Rp 5.500.000
Penjualan                                                                                                 Rp 5.500.000
-          Penerimaan penyelesaian pembayaran oleh pedagang dg mengirimkan uang Rp100.000(Rupee) kurs 1 RP=RP57,00), jurnalnya:
Kas                                                           Rp 5.700.000
Laba selisih kurs                                                    Rp 200.000
Piutang dagang                                       Rp 5.500.000
Masalah Penjabaran Nilai Mata Uang
Perhitungan penjabaran mata uang harus memperhatikan dasar hitungan mata uang yang bersangkutan. Apabila nilai tukar suatu mata uang dinyatakan dalam dasar hitungan desimal, penjabarannya ke dalam mata uang tertentu relatif lebih mudah.
Contoh :
Misalnya uang sejumlah 1.000.000 lira (Italy) akan dijadikan rupiah. Kurs Lira terhadap rupiah menunjukan 1 lira =0,710. Jumlah lira dinyatakan dalam rupiah. 1.000.000 L 0,710 =710.000
Sebaliknya Rp 1.000.000 dapat dinyatakan dalam lira dengan perhitungan :
Rp 1.000.000 : 0,710 =1,408,450,70 lira
Ketentuan umum untuk menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah ini di Indonesia telah diatur di dalam prinsip akuntansi.
Penjabaran Rekening-Rekening yang Dinyatakan dalam Uang Asing
Jika laporan keuangan gabungan atau laporan keuangan yang dikonsolidasi akan disusun, dalam rangka menunjukan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan usaha, maka terlebih dahulu harus dilaksanakan penjabaran terhadap saldo rekening yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi saldo rekening-rekening yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri.
Ketentuan umum untuk menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah ini di Indonesia telah diatur di dalam prinsip akuntansi.
Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang di Luar Negeri
Langkah-langkah :
1.        atas dasar laporan keuangan individual dari cabang, terlebih dulu harus diadakan penjabarkan terhadap saldo rekening-rekening pembukuan kantor cabang menjadi saldo yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri yang dipakai kantor pusat.
2.        proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan cabang, sebaliknya dimulai dengan mengambil dari angka-angka yang terdapat pada neraca saldo.
3.        apabila hasil penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan secara keseluruhan tidak seimbang, maka selisihnya ditampung dalam rekening “Penyesuaian Kurs”
4.        sesudah proses penjabaran, kemudian menyusun daftar lajur gabungan
5.        menyusun neraca dan perhitungan Laba-Rugi Gabungan.

Sumber: http://resum.wordpress.com/2010/12/28/hubungan-kantor-pusat-dan-cabang-2/

EVOLUSI TEKNIS AKUNTANSI MANAJEMEN


Evolusi teknis telah berdampak pada lini usaha, namun sektor pabrikasilah yang menerima imbas paling besar. Jargon-jargon seperti produksi terfokus, pabrikasi fleksible, dan pabrikasi dan mesin berbantuan computer menandai perubahan ini. Produksi terfokus berupaya menurunkan keanekaragaman produk yang dibuat di dalam sebuah pabrik, dan membuat produk serta menyerahkan jasa yang hanya menawarkan marjin kontribusi paling tinggi.
Sistem pabrikasi fleksibel adalah jaringan terkomputerisasi perlengkapan otomatis yang menghasilkan sebuah atau beberapa kelompok suku cadang atau keanekaan produk dalam suatu cara fleksibel. Tujuan sistem ini adalah untuk meningkatkan keanekaan produk yang dapat dihasilkan oleh sebuah mesin atau kelompok mesin. Tujuannya adalah untuk mengurangi ruang tempat, investasi mesin dan waktu serta biaya pengesetan, yang tentunya diharapkan akan dapat mengatrol jumlah troughput. Dengan mengandalkan keanekaan produk yang dapat diolah oleh mesin produksi yang sama, perusahaan dapat secara substansial mengurangi jumlah perlengkapan yang dibutuhkan. Sistem pabrikasi fleksibel memakai robot dan sistem penanganan bahan baku yang dikendalikan oleh komputer untuk menghubungkan beberapa mesin yang dikendalikan secara numeris yang berdiri sendiri dalam berpindah dari satu production run ke production run lainnya.
Desain berbantuan komputer (computer-aided design, CAD) adalah aplikasi komputer dalam pengembangan, analisis, dan modifikasi selain produk untuk meningkatkan mutu dan kinerja produk. CAD langsung mengarah ke pabrikasi berbantuan komputer (computer aided manufacturing, CAM). CAM terjadi manakala mesin atau keseluruhan lini produksi dioperasikan dan dikoordinasikan oleh komputer. Sistem CAM mengirimkan pesanan produksi kepada istrumen mesin elektronik, robot, dan stasiun kerja otomat lainnya.
Pabrikasi terintegrasi dengan komputer (computer-integrated manufacturing, CIM) adalah istilah yang menghubungkan rekayasa, perencanaan produksi, dan proses produksi kedalam suatu proses yang berkaitan. Perusahaan yang mengaplikasikan sistem CIM mengkaryakan sangat sedikit tenaga kerja. Robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer menjalankan tugas-tugas rutin yang tadinya dilakukan oleh pekerja lini perakitan. Selain itu, sistem yang dirancang dengan baik memberikan fleksibilitas yang lebih besar karena perubahan desain produk hanya memerlukan penggantian program komputer, tidak harus melatih kembali segenap tenaga kerja.
Sistem informasi manajemen (management information system, MIS) mengenai tugas-tugas pengolahan informasi dan mengolahan data utama didalam organisasi. MIS memungkinkan informasi tersaji didepan layar komputer menejer. Demikian pula, teknologi telekomunikasi dapat mengkomunikasikan data yang sangat banyak kemana saja diseluruh dunia.
Sumber: Buku Akuntansi Manajemen, edisi II (Henry Simamora)

Template by:

Free Blog Templates